Workshop Water Accounting Roadmap (WARM) IV

20 Maret 2025

Untuk meningkatkan kapasitas negara dalam mengambil langkah-langkah praktis dalam mengatasi dan mengelola kelangkaan air di bawah tekanan akan pertumbuhan penduduk yang cepat dan dalam perubahan iklim, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyelenggarakan lokakarya atau workshop keempat Water Accounting Roadmap (WARM).

Lokakarya ke-4 ini diadakan secara hybrid pada tanggal 18 Desember di Bogor, dipimpin oleh tim Alluvium, mitra Australia dari Water Security Program (WSP). Dihadiri oleh 47 orang dari staf resmi dari kementerian terkait secara luring dan daring. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang cukup dari, dan bekerja dengan, peserta lokakarya untuk mengembangkan peta jalan yang sesuai untuk peluncuran di seluruh cekungan prioritas di Indonesia.

Acara ini secara resmi dibuka oleh Bapak Ewin Sofian Winata, ST, MEM, dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), yang menguraikan kemajuan dan rencana masa depan untuk Program Kelangkaan Air Indonesia. Ia menyoroti tantangan utama, seperti meningkatnya permintaan air dan pertumbuhan populasi yang cepat, dengan menekankan perlunya berbagi data, transparansi, dan tim terpusat untuk mengelola program. Ia juga menekankan pentingnya mengembangkan peta jalan yang komprehensif untuk akuntansi air guna memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan, melembagakan proses, dan mengamankan dukungan dan pendanaan yang lebih luas. 

Sesi pertama, yang dipimpin oleh tim Alluvium, memberikan informasi terkini tentang kemajuan dari sesi WARM (1 – 3) dan Lokakarya Teknis Regional WSP di Bangkok. Sesi ini juga membahas peta jalan untuk pengumpulan dan akses data. Kemudian, diskusi difokuskan pada akuntansi air di DAS Cimanuk-Cisanggarung, tempat BBWS Cimanuk-Cisanggarung RBO menggunakan model WEAP dan RIBASIM. Meskipun evaluasi dan perencanaan sudah mapan, upaya lebih lanjut diperlukan untuk menerjemahkan akuntansi ke dalam alokasi dan mengatasi tantangan seperti operasi permintaan-penawaran, peningkatan pemantauan aliran, dan penyesuaian penjadwalan mingguan. 

Manajemen data muncul sebagai topik penting, dengan berbagai lembaga (BMKG, BBWS, BIS, BPS, IGP, ESDM RI, dll.) memegang data kunci untuk akuntansi air. "Platform Satu Data" diidentifikasi sebagai solusi potensial untuk mengatur dan menyebarluaskan informasi ini, meskipun perjanjian berbagi data formal masih menjadi tantangan.

Lebih lanjut tentang rencana implementasi dan langkah-langkah SMART berikutnya, beberapa pendekatan diperlukan, seperti untuk:

  • Panduan Teknis: Lokakarya dengan para ahli teknis untuk mendukung RBO dengan kapasitas terbatas.
  • Persyaratan Data: Lokakarya kolaboratif untuk menyetujui data akuntansi air dasar yang diselenggarakan pada platform yang dapat diakses seperti Platform Satu Data.
  • Pengaturan Kelembagaan: Pemetaan pemangku kepentingan dan analisis risiko untuk implementasi yang sukses.
  • Pengembangan Showcase: Memperbarui analisis akuntansi air di cekungan Cimanuk-Cisanggarung untuk berfungsi sebagai alat komunikasi bagi para pemangku kepentingan dan pembuat keputusan.

Diskusi dan langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti ini bertujuan untuk menyusun peta jalan akuntansi air. Tim Alluvium bersama Bappenas akan memperbarui draf ini menjadi versi final peta jalan pada akhir Februari 2025.

Lokakarya  Water Accounting Roadmap (WARM) ke-4 ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Kemitraan Air Australia the Australian Water Partnership dan the UN Food and Agriculture Organization.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi (Bapak) Fany Wedahuditama: fany@ws-indonesia.org dan/atau (Bapak) Catur Adi Nugroho: catur@ws-indonesia.org 

magnifiercross